Jakarta, 10 Oktober 2025 — Ketua Program Studi Perbandingan Mazhab Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang, Fakih Abdul Azis, Lc., M.A. menjadi presenter dalam The 1st Global Conference on Waqf Development (GLOW) 2025, yang diselenggarakan oleh Indonesian Waqf Board (BWI) pada tanggal 8–9 Oktober 2025, dengan tema besar “Sustainable Waqf Amidst Global Uncertainty: Aligning with Equitable Future.”

Dalam forum internasional yang dihadiri para pakar ekonomi Islam dan pengelola wakaf dari berbagai negara ini, Fakih Abdul Azis mempresentasikan makalah berjudul, “Revitalizing Educational Waqf through Blockchain: A Case Study from Morocco’s BlockMEDC Platform.” Melalui penelitiannya, ia menyoroti model baru revitalisasi wakaf pendidikan di Maroko dengan memanfaatkan teknologi blockchain sebagai instrumen transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana wakaf. Gagasan tersebut menempatkan sistem smart contract (kontrak pintar) sebagai pengelola otomatis dana beasiswa wakaf, yang dapat menyalurkan bantuan pendidikan secara langsung dan terukur kepada penerima manfaat. “Wakaf bukan hanya instrumen sosial-keagamaan, tetapi juga pilar keberlanjutan pendidikan Islam. Integrasi blockchain dalam sistem wakaf dapat memastikan setiap rupiah donasi tercatat, terverifikasi, dan tersalurkan tepat sasaran secara real-time,” ujar Fakih Abdul Azis dalam sesi diskusi panel.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan studi kasus pada platform BlockMEDC yang dikembangkan pemerintah Maroko sebagai sistem sertifikasi akademik berbasis blockchain. Fakih menunjukkan bahwa model ini dapat diperluas menjadi sistem wakaf–blockchain hibrida, yang menjamin tata kelola pendidikan lebih transparan dan efisien, sejalan dengan prinsip maqāṣid al-syarī‘ah dan Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 4 tentang pendidikan berkualitas dan SDG 17 tentang kemitraan global.
Dalam paparannya, Fakih juga menegaskan bahwa pengalaman digitalisasi wakaf di Maroko dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia, mengingat potensi aset wakaf nasional yang mencapai ratusan triliun rupiah per tahun belum dikelola secara optimal. Partisipasi ini menunjukkan peran aktif STAI Al-Anwar Sarang dalam mendorong inovasi riset berbasis digital philanthropy dan memperkuat kontribusi pesantren dalam wacana Islamic social finance global.
Dengan karya ilmiah tersebut, Fakih Abdul Azis turut membawa nama STAI Al-Anwar Sarang ke tingkat internasional sebagai perguruan tinggi pesantren yang produktif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi dan isu-isu keberlanjutan dunia.





