
Kendala Kuliah Daring Mahasiswa di Masa Pandemi
Rembang, Narasi Garda Pena – Kegiatan belajar mengajar (KBM) STAI Al-Anwar Sarang sudah berjalan seminggu. Pembelajaran diberlakukan secara daring dan luring. Permasalahan kuliah daring pada mahasiswa yakni jaringan dan cara mengaplikasikan Discord, Zoom, maupun Google Meet.
Hal ini diungkapkan Luthfi, Mahasiswa PGMI 3 B. Ia menyatakan jika kendala utama kuliah daring yakni jaringan. “Apalagi (mahasiswa) yang menggunakan banyak, tentu lemot,” jelas Luthfi. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa menggunakan wi-fi kampus yang terdiri dari Perpustakaan Putera, Perpustakaan Puteri, hingga wifi STAI Al-Anwar untuk kuliah daring. “Biasanya putus-putus apalagi (mahasiswa) yang memakai banyak,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Najibun Nuha, PGMI 3 B. Ia juga menyesalkan jaringan wi-fi yang berpindah-pindah. Imbasnya saat perkuliahan tidak terdengar suara maupun gambar. Menurutnya jika hal ini terus terjadi, akan merugikan mahasiswa.
“Kalau seperti ini terus di semua mata kuliah, tidak maksimal semua,” jelas Pengurus Kebersihan Pondok Al-Anwar 3 tersebut. Keberadaan semester 3 dan 5 di pondok sebagai kebijakan bahwa pengurus harus berada di pondok, yang sudah mengikuti protokol mahasiswa semester 1 dan 7.
Dari jaringan yang tidak maksimal, Najib berangkat membeli paket internet di toko terdekat dari asrama. Namun karena tidak ada paket internet yang cocok, ia berinisiatif beli ke Sarang Pusat. Namun Pengurus Keamanan melarang. “Karena di luar jam operasional juga, Kang,” ujarnya.
Berbeda dengan mahasiswa yang berada di rumah. Mahasiswi PGMI 3 F, Yusfatu Dhorifatu Azizah. Ia menyampaikan bahwa perkuliahan daring berjalan lancar karena jaringan yang ia gunakan tepat. Menurutnya efektif atau tidak, tergantung bagaimana menyikapi jaringan yang bermasalah. “Saya berharap untuk bapak ibu dosen bisa memaklumi mahasiswa yang memiliki jaringan jelek,” imbuhnya.
Ia juga iba pada dosen yang sudah berumur kesulitan dalam menjalankan kuliah daring. “Kemarin (13/9) meskipun Pak Bahruddin menggunakan Discord, beliau tetap mengetik,” jelasnya.
Dihubungi terpisah, Sub Sarana Prasarana STAI Al-Anwar Ainun Najib menjelaskan bahwa mahasiswa hanya menggunakan handpone. Padahal untuk menangkap sinyal laptop lebih baik. Ia menjelaskan bahwa ponsel lebih sulit menerima jaringan daripada laptop. “Selain itu ada dosen yang menjalankan kuliah daring tetapi berada di pojokan. Sinyal nabrak tembok. Mau menambah Acces Point masih khawatir. Padahal Acces Point sudah banyak,” ungkapnya.
Selain itu, Ainun Najib menjabarkan bahwa ia sudah berkoordinasi dengan Waket I Najib Bukhori terkait bandwidth atau kecepatan jaringan. Hal ini sudah ditindaklanjuti dengan menaikkan level dan lumayan berhasil. “Wi-finya tetap di-update, njagani mahasiswane akih,” tambahnya.
Ainun Najib menambahkan bahwa kecepatan wi-fi sekarang yakni 100 MB. Selanjutnya akan di-upgrade menjadi 200 MB. “Sudah di-acc. Tinggal proses,” jelas pria Angkatan Wisuda I STAI Al-Anwar tersebut.
Ia juga menambahkan kendala Bandwith atau kecepatan jaringan pada Indihome yakni Fair Usage Policy (FUP) atau batas wajar pemakaian berkisar 2000 gb/bulan. Hal ini berdampak pada tanggal 15. Artinya kalau melebihi FUP maka jaringan melambat. “kecepatan bisa turun (yang asalnya 100 MB) menjadi 50 MB. Bahkan jika melebihi FUP 2500 gb/bulan jaringan bisa menjadi 25 MB,” pungkasnya. (*)