Kabar gembira datang dari UKM Pencak Silat setelah delegasi Pagar Nusa berhasil meraih juara ke III di Kejuaraan Nasional pencak silat Bintang Trisula Cup ke VIII (27/19). Acara ini diselenggarakan di GOR Gajah Mada Batu Malang. Prestasi tersebut diraih Sigit Adi Saputra, mahasiswa IQT semester III. Sigit harus puas meraih medali perunggu setelah setelah takluk oleh Yopi Pranama dari Satria Agung Pasuruan dalam kategori kelas D dewasa.
Sebenarnya selain Sigit, ada tiga delegasi lain yang dikirimkan Pagar Nusa. Mereka adalah Arif Eko A’abadia, mahasiswa semester VII, Abdul Latif, Semester III, dan Muhammad Akmal Dliya’ul Haque semester I. Seluruhnya terbagi dalam empat kelas yang berbeda. Eko Arif di kelas A, Abdul Latif di kelas B, Muhammad Akmal dikelas C dan Sigit di kelas D. Namun ketiganya harus terhenti di babak penyisihan.
Perjalanan Sigit di turnamen ini tentu tidaklah mudah. Dia harus menghadapi beberpa kali pertandingan untuk sampai pada titik juara seperti saat ini. dirinya harus bersaing degan 24 pesilat lain di kategori kelas D yang semaunya datang dari berbagai daerah di Indonesia. Meski sempat merasa tidak yakin di awal pertandingan, namun dirinya bisa kembali percaya diri setelah beberapa kali di-briefing dan di beri semangat oleh dan tim official. “Sebenarnya saya kurang yakin di awal turnamen ini, karena sebelum ini memang belum ada pengalaman. Tapi alhamdulillah berkat dukungan para pelatih dan tim official yang menemani disana saya bisa kembali bersemangat untuk turun di gelanggang.” Terang Sigit.
Menurut tim pelatih, pencapaian ini dirasa sudah cukup membanggakan meskipun hanya mampu merebut gelar di posisi ke tiga. Karena jika dilihat dari jam terbang para atlet yang diberangkatkan, dirasa memang belumlah memiliki bekal yang cukup untuk turun di turnamen tingkat nasional. Apalagi ada sekitar 435 pesilat yang turut meramaikan turnamen ini. “Tentu ini semua tidak terepas dari perjuangan para atlet sendiri khususnya Sigit yang berhasil menjadi juara, juga teman-teman pelatih yang lain yang turut membimbing. Kita siang malam selalu latihan secara rutin menggembleng mereka bukan hanya dari fisik melainkan juga materi demi menunjang performanya agar tetap bagus. Dan alhamdululillah itu semua membuahkan hasil.” Terang Pelatih II Yofi Suma Bitra.
Tiga atlet yang harus berhenti di babak penyisihan tim pelatih tidak menganggap sebagai masalah yang berarti,karena pengalaman dan jam terbang yang kurang. Menurut Yofi, secara performa semua atlet sudah tampil dengan maksimal. “Yang namanya perlombaan pasti ada yang menang dan yang kalah, jadi tak ada masalah. Toh atlet kita semuanya sudah tampil cukup bagus di gelanggang. Ya hanya karena kalah pengalaman aja, sehingga secara mental kita masih belum siap sepenuhnya.” Terang Pelatih III Anton Basori.
Panitia tidak profesional
Sebenarnya ketiga atlet yang tidak meraih prestasi bukan karena kalah bertanding, namun karena diskualifikasi. Panitia dianggap kurang professional dalam pelaksanaannya. Selain karena muda, juga dari mahasiswa sendiri. “Kami sudah pemanasan mulai jam enam pagi dan sudah di Gelanggang jam delapan. Setelah itu menunggu sambil pemanasan. Dikira telat, karena memang malamnya saat technical meeting molor sampai satu jam. Kemudian pukul Sembilan kami tanyakan kepada panita, katanya ada opening ceremony dan dilanjutkan lomba seni serta kelas dewasa. Ternyata sampai malam tidak ada panggilan kelas dewasa. Kemudain kami langsung ke sekretariat pertandingan, bukan ke panitia. Dan ternyata penyisihan kelas dewasa A,B, dan C telah usai.” Terang Atlet Kelas A dewasa, Eko Arif Ilham A’abadia.
Tidak hanya kontingen Pencak Silat STAI Al Anwar yang didsikualifikasi, ternyata ada 10 peserta yang mengalami hal yang sama. “Kami tanya sama panitia, kemudian dilempar ke panitia lain sambil bilang iya nanti, Kang. Hal ini berlangsung sampai malam.” Tambah Arif.
Tidak mau mengulangi hal yang sama, Sigit terus siap di lokasi untuk mengikuti penyisihan Kelas D keesokan harinya.
Atas prestasi yang diraih, Sigit mengaku cukup bangga dan merasa sangat bersyukur, karena kerja kerasnya selama ini terbayar lunas. Tak lupa dirinya juga turut menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada segala pihak yang turut berjuang menghantarkan kesuksesannya tersebut khususya pelatih dan senior. “Saya menyampaikan banyak terima kasih kepada segenap pelatih dan juga senior yang telah melatih dengan disiplin tanpa mengenal kata lelah. Juga kepada teman seperjuangan dan berbagai pihak yang tentu tak bisa saya sebutkan satu persatu.” Ujar sigit bersyukur.
Sebenarnya lomba kali ini bukanlah kali pertama yang diikuti UKM Pencak Silat. Pasalnya sebelum ini, UKM Pencak Silat mengikuti di turnamen yang sama di Kabupaten Tuban (15/11). Namun saat itu dari lima delegasi yang dikirim semuanya harus gugur di babak penyisihan karena kalah dengan pesilat lain. (Ihd)