STAI Al-Anwar Sarang kembali mengadakan pelatihan penulisan skripsi. Setelah sebelumnya menghadirkan pakar dari LIPI, Dr. Anas S. Mahfudz, pelatihan kali ini menghadirkan seorang doktor muda dari UIN Sunan Kalijaga Jogja yang sudah dikenal pakar dalam kajian Agama utamanya Tafsir Al-Quran. Beliau adalah Dr. Abdul Mustaqim. Acara tersebut diselenggarakan selama dua hari, dimulai sejak Sabtu, 18 Maret 2017 di gedung auditorium lantai dua. Acara ini berisi lima sesi yang berakhir sampai Minggu sore.
Acara yang diikuti oleh 90 mahasiswa jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir ini dibuka langsung oleh Ketua STAI AL Anwar, Dr. Abdul Ghofur Maimoen. Pelatihan penelitian ini ditujukan untuk mahasiswa tingkat akhir yang akan menulis skripsi. Gus Ghofur, sapaan ketua STAI Al-awnar, berharap agar pelatihan ini benar-benar dimaksimalkan olek semua peserta. “saya harap nanti Desember kita sudah bisa wisuda semuanya.” Terang Doktor Lulusan Al-Azhar Kairo.
Ketua panitia, Bapak Abdul Wadud Kasyful Humam menjelaskan, bahwa penelitian ini bertujuan agar para mahasiswa menemukan ghirah dan pencerahan dalam penelitian serta melatih mahasiswa agar lebih terampil dalam meneliti. Sehingga bakat kepenilitian mereka semakin terasah dan berkembang dengan baik, terlebih dalam menyelesaikan skripsi. “Kami ingin hasil maksimal, makanya kami panggil langsung pakar peneliti Ilmu Al-Quran dan Tafsir ini” terang Dosen yang juga menjadi ketua tim riset di STAI Al-Anwar tersebut.
Pada sesi pertama, Dr. Abdul Mustqim memparkan secara umum mengenai peta penelitian tentang Al-Quran dan Tafsir. Dengan dimoderatori oleh Bapak Ridwan Hambali, diskusi berjalan dengan semakin santai dan seru. Salah satu tujuan penelitian yang sangat penting adalah untuk mencari solusi atas permasalahan-permasalahan yang muncul. Bisa juga untuk menemukan solusi dari problematika kontemporer yang tida ditemukan pada masa lampau. “Kenapa harus ada penelitian? Sebab dengan penelitian kita akan menemukan banyak hal yang baru. Mencari solusi atas problematika tertentu, dan bisa untuk menghidupkan tema lama dan mengaitkan dengan problematika yang ada di era modern”. Jelas Dr. Mustaqim.
Di sini, Dr. Mustaqim juga memberi penjelasan bahwa penelitian Al-Quran itu banyak aspek yang bisa dikaji. Tidak harus langsung pada kitab-kitab tafsir dengan model tematik, komparatif, atau yang lain. Penelitian seperti itu termasuk dalam penelitian resepsi hermeneutis, dimana seseorang ingin mengetahui tentang isi kandungan al-Qur’an atau tafsir tersebut. Padalah selain resepsi hermeneutis, masih ada resepsi estetis yang meneliti al-Qur’an dengan menitik tekankan pada aspek keindahan al-Qur’an, misal meneliti tentang lagu-lagu yang digunakan dalam membaca al-Qur’an, tulisan kaligrafi yang ada di dinding masjid, dan lain sebagainya.” Dan ada juga resepsi sosial budaya yang bisa diteliti tentang pengfungsian al-Qur’an dalam masyarakat, misal penggunaan ayat-ayat al-Qur’an untuk pengibatan.” Terang Dr. Mustaqim.
Diharapkan dengan pembukaan tema ini, peserta dapat menemukan angin segar serta memecah beberapa kebuntuan yang dirasakan mahasiswa dalam merampungkan tugas akhir penulisan skripsi ini.
Sesi kedua dimulai selepas Dluhur, dengan didampingi Bapak Wadud Kasyful Humam, Dr. Abdul Mustaqim menjelaskan berbagai model penelitian dalam tafsir. Dengan model penyampaian yang sangat sederhana dan santai, beliau menjelaskan berbagai hal terkait dengan metode penelitian tafsir. Dalam sesi ini dijelaskan tentang model-model penelitian terkait al-Qur’an dan Tafsir. Ada 7 model penelitian yang dipaparkan, yaitu penelitian tematik, tokoh, kawasan, komparatif, living qur’an, tahqiq/filologi, dan penetian terkait teori-teori dasar Ulumul Qur’an.
Berbekal pengamalamannya dalam kajian ini, beliau dapat dengan mudah memberikan berbagai contoh praktik penelitian dalam tafsir. Sebagai contoh, beliau memberikan hasil penelitian tafsir Jalalayn yang dilakukan oleh Malik Madani mengenai Israiliyat yang ada pada tafsir tersebut. Dalam hal ini, beliau ingin menegaskan bahwa penelitian dalam bidang tafsir ini memiliki ruang yang sangat luas. Ada banyak sekali perkara yang bisa diteliti. “Jalalyn, kitab tafsir simple yang sederhana namun ternyata di dalamnya berisi segudang hal menarik yang layak untuk dikaji lebih dalam”. Terang Dr. Mustaqim.
Sesi ketiga, adalah penjelasan mengenai Isu-isu Aktual dalam Penelitian. Dalam sesi ini, tidak banyak materi yang disampaikan. Sesi ini lebih banyak diisi dengan diskusi dan konsultasi dari mahasiswa. Namun sebelumnya, pemateri mengingatkan bahwa kejelian seorang peneliti harus diasah dengan baik agar tajam dan peka terhadap berbagai kasus. Pemateri memberikan contoh dalam hal politik dan kepemimpinan. Sekarang ini banyak orang-orang politik yang menggunakan dalil al-Qur’an yang ditafsirkan hingga seakan-akan ayat tersebut mendukungnya.
Sesi keempat adalah sesi penting, sebab berkaitan dengan praktik langsung. Dengan dimoderatori oleh Moh. Asif, Dr. Mustaqim mencoba mencoba menjelaskan penyusunan proposal dari segi teori dan praktik. Dalam sesi ini dijelaskan mulai dari cara menemukan judul hingga penyusunan proposal. Tentang penyusunan proposal, Dr. Mustaqim mencoba mengurai mulai dari cara membuat latar belakang, rumusan masalah, hingga sistematika penulisan. Kesemuanya ini dijelaskan juga mengenai hal yang penting untuk dicantumkan yang biasanya dilupakan oleh seorang peneliti. Selanjutnya, pada sesi ini diisi presentasi proposal dari dua Mahasiswa, Umi Kholifah dan Ahmad Fuaddin.
Sesi terakhir, dimoderatori oleh Bapak Zaenal Arifin. Sebab tema yang diambil adalah review proposal, maka dalam sesi ini tidak ada materi yang disampaikan, hanya melanjutkan presentasi proposal skripsi dari mahasiswa. Ada dua mahasiswa yang berkesempatan untuk mempresentasikan proposalnya, Muhtarom Ali dan Fatihatus Sakinah. Di sini pemateri hanya memberi masukan pada mahasiswa yang mempresentasikan proposalnya. Salah seorang presentator, Muhtarom, merasa sangat senang sebab proposal penelitiannya direview dan dikoreksi langsung oleh Dr. Mustaqim. “Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi saya.” ungkap Mahasiswa yang juga aktif mengajar di salah satu pondok Sarang tersebut.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan penutupan berupa pemberian kenang-kenangan dari Ketua STAI Al Anwar, Dr. Abdul Ghorur Maemoen, MA kepada Pemateri, Dr. Abdul Mustaqim , M.Ag. Para peserta mengaku sangat senang dan terlihat antusias dalam mengikuti pelatihan ini, “Awalnya saya merasa bingung mau nulis apa, tapi sekarang kok rasanya banyak yang mau saya tulis.” terang Joko Supriyanto salah satu peserta yang diawancarai seusai pelatihan.