
Rembang – Peringatan Hari Santri diselenggarakan dengan upacara pengibaran bendera Merah Putih. Bertempat di halaman STAI Al Anwar, para mahasantri sudah berbaris rapi pukul 07.10 WIB (22/10). Putera mengenakan atasan putih, bersarung, dan bersongkok, sementara puteri atasan-kerudung putih dipadu dengan bawahan batik. Hadir Ketua STAI Al Anwar K.H. Abdul Ghofur, MA, Puket III; Moh. Asif, K.H. Abdullah Mubarok, beserta civitas akademika.
Yang berbeda dalam upacara kali ini, seluruh pasukan pengibar bendera dilaksanakan oleh mahasiswi, tepatnya Resimen Mahasiswa Puteri Batalyon 966 Gelinding Wesi. ‘’Ada 12 petugas. Kami latihan sudah jauh-jauh hari.’’ Ujar Komanada Menwa; Willi Agus S.
Dalam sambutannya, Babah menceritakan kronologi Resolusi Jihad. Orang pertama yang menyuarakan kemerdekaan adalah santri. NKRI adalah anugerah terbesar di negeri ini. Tidak hanya ingin mempertahanan kemerdekaan, kita juga harus mengisinya. Saat itu, fatwa Kiai Hasyim Asy’ari bahwa hukumnya wajib jihad 100 KM dari pernjuru Surabaya. 25 Oktober Sekutu masuk di Surabaya. 22 Oktober terjadi pertempuran dahsyat hingga Jenderal Mallaby mati. Sekutu mengultimatum akan memberangus Surabaya. Kembali dimintakan fatwa kepada Kiai Hasyim Asy’ari. Pertempuran maha dahsyat pada 10 Nopember terjadi. “Kita bangga disini, Kita sedang berjalan untuk mengisi apa yang diperjuangkan bapak-bapak kita. Kita ingin semuanya menjadi orang-orang juara. Negeri ini miliki kita. Kita wajib mengisinya dengan hal-hal positif. Kita tidak ingin menyia-nyiakan arwah para syuhada. Di STAI ini, kita ingin meraih kesuksesan itu. Kita ingin mengenang hari ini sebagai hari penambah semangat untuk kita semuanya. Kita pikirkan 2-4 tahun ke depan kita akan sukses semua. Negeri ini akan diisi oleh santri, selamaya dipertahankan santri, dan akan menjadi simbol kesuksesan para santri.” Jelasnya. Kemudian dilanjutkan ikrar santri yang dipimpin K.H. Abdullah Mubarok diikuti para santri.
Pasca upacara, disuguhkan beberapa tampilan. Diantaranya Parade Defille Menwa Puteri Batalyon 966 Gelinding Wesi, Drama Kolosal Resolusi Jihad oleh Laskar Mahasantri ( Kolaborasi DEMA, Teater Saroengan, Al Anwar band, PSM Ekantika Voice, Rebana Syifaul Qulub, HMP IQT, dan LPM Garda Pena) kemudian Aksi dari Pagar Nusa STAI Al Anwar. Setelah rangkaian acara selesai, para mahasiswa masuk kuliah seperti biasa. (*)