PELATIHAN PENELITIAN KUANTITATIF BERSAMA DR. YUNITA FAELA NISA, M.PSI.

Rembang- STAI Al Anwar Sarang Rembang mengadakan pelatihan yang serupa. Pemateri yang didatangkan adalah Dr. Yunita Faela Nisa, M.Psi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Acara diadakan di ruang VIP lantai 3 gedung baru (12/10).

Di awal sesi, Bu Faela –sapaan akrab- memepersilahkan para dosen untuk mengenalkan diri serta menjabarkan passion dengan menyebutkan karya yang pernah dibuat. “Motivasi saya mengikuti pelatihan ini, bagaimana kuantitatif membaca naskah tafsir.” Ujar Kayful Humam Kepala P3M. Dalam sambutannya, Najib Bukhori meyampaikan beberapa pendapat yang mendukung pengadaan penelitian kuantitatif. Beliau menjabarkan permasalahan terkait rumitnya jamak sholat untuk orang awam. Dari permasalahan yang dijabarkan, sehingga sampai pada dugaan menurunkan minat dalam sholat. Jelasnya, sebagai perbandingan di Mesir banyak pekerja montir, ketika masuk waktu sholat, langsung sholat tanpa membersihkan diri dan tak harus memikirkan tempat, pola ini berbeda dengan permasalahan di Indonesia tentu harus terkait data. Adapun tujuan pelatihan sehingga melahirkan bank-bank proposal. “Nah, itu adalah salah satu program P3M yang diketuai Pak Kasyful. Jika sampai agustus 2019 Pak Kasyful belum mengadakan penelitian, berarti dia sedang terlena.” Senyumnya.

Setelah sesi perkenalan passion, Pemateri yang menempuh pendidikan S1 sampai S3 menempuh jurusan psikologi Universitas Indonesia memberi tes. Beberapa diantaranya menanyakan berkaitan variabel. Masing-masing dosen diberi kertas sebagai acuan pelatihan. Selantunya menentukan hipotesis.

Di dalam menentukan hipotesis, ada langkah yang menentukan IV, DV dan SV. ‘’Semakin banyak IV, semakin bagus DV.’’ Jelas Bu Faela. Selanjutnya para dosen berlatih menentukan ketiga hal tersebut. Diskusi menarik terlihat ketika penyampaian hasil penentuan variable. Dalam pemarapannya, M. Asif menjabarkan terkait Pengaruh dakwah MTA (Majelis Tafsir Alqur’an) terhadap afiliasi masyarakat terhadap MTA di Indonesia. Hal yang menonjol adalah program Jihad Pagi yang disiarkan di radio. Pola yang perlu diperhatikan adalah kecenderungan orang untuk berafiliasi dan berapa durasi yang disiarkan. Kemudian porsi dakwah yang mencakup satu pemahaman tertentu seperti tauhid, pun juga porsi penyampaian pemahaman bertambah atau berkurang dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan seterusnya. ‘’Yang kuanti (kuantitatif) susah cari datanya. Kalau kuali (kualitatif), Insya Allah bisa.’’ Ujar M.Asif.

Pelatihan dilaksanakan selama dua hari. di hari pertama berlangsung tiga sesi; sebelum sholat Jumat, setelah sholat jumat, dan setelah isya’. Hari kedua, dari pagi hingga menjelang petang. (*)