Muthoharoh, Juarai Lomba Essay Cssmora UIN Yogyakarta 2021 “Yang Penting ada niat dan usaha”

Dari segi umur memang Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar Sarang termasuk salah satu perguruan tinggi swasta baru. Namun hal ini tidak menjadi hambatan untuk berprestasi. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya prestasi yang baru saja ditorehkan salah satu mahasiswi.

Ialah Muthoharoh, Mahasiswi Ilmu Alqur’an dan Tafsir Semester II, Peraih Juara I Lomba Esai Nasional CSSMoRA di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (8/3).

Bermula ketika Muthoharoh meminta perbaikan nilai UAS (Ujian Akhir Semester) Sirah Nabawiyah, ia disarankan untuk mengikuti lomba esai oleh Dosen Ahmad Musonnif Alfi. Jadilah Muthoharoh mengikuti Lomba Esai Nasional yang diadakan CSSMoRA di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2021.

“Jadi ya saya niatnya itu pengen minta perbaikan nilai karena makalah kelompok saya tingkat plagiarism-nya 42%, melebihi batas yang ditentukan oleh Pak Musonnif yaitu 40%. Beliau awalnya bilang mau mengoreksi makalah saya dulu, tapi tiba-tiba ngirim poster lomba essay CSSMoRA UIN SUKA itu, terus bilang ‘saya mau kamu harus ikut ini dan harus jadi juara, nanti saya yang jadi pembimbingnya’,” ungkapnya.

Ia mengatakan sempat merasa campur aduk lantaran niatan pertama memperbaiki nilai malah disuruh mengikuti perlombaan. Ia tak bisa menolak karena siap diberi tugas apa pun.

”Waktu itu perasaan saya campur aduk sekali. Saya kan niatnya mau cari nilai UAS kenapa malah disuruh lomba gitu. Tapi saya bingung dan tidak bisa menolak karena memang saat itu saya bilang siap diberi tugas apa saja demi perbaikan nilai mata kuliah Sirah Nabawiyah. Dibimbing lewat online karena saya sedang berada di rumah liburan semester satu. Bapak nya bilang nanti akan dibimbing online. Ya sudah akhirnya deal. Yang penting mencoba dulu dan toh semua hal tidak ada yang rugi, justru mendapat pengalaman,” ujar Alumni MA NU Banat Kudus tersebut.

Waktu liburan, tambahnya yang seharusnya dihabiskan dengan menyegarkan fikiran tanpa adanya beban tugas kuliah justru berbanding terbalik baginya. Ia berkutat dengan membaca berita, artikel, dan membaca kasus-kasus mengenai moderasi yang sedang viral saat itu. Ide dan konsep terkait ayat al-Qur`an dan Hadits diarahkan oleh dosen pembimbing Ahmad Musonnif Alfi.

Awalnya, lanjutnya ia diberi penawaran tentang tema apa yang akan diangkat, lalu dia menjawab dia ingin mengambil tema politik dengan alasan politik lebih luas cakupannya dan lebih mudah dikritik. Akhirnya, ia berfikir kembali dan memutuskan untuk mengambil tema pendidikan yang sepertinya lebih dia kuasai materinya dan referensinya pun menurutnya lebih mudah didapatkan.

Sebenarnya lomba esai merupakan lomba menulis pertama kali yang diikuti oleh Muthoharoh. Meskipun, dari kecil dia telah menggeluti dan memenangkan berbagai perlombaan.

“Lomba esai ini merupakan lomba kepenulisan pertama yang saya ikuti, sejujurnya menurut saya, saya belum punya basic di menulis mungkin baru sekedar suka belum benar-benar ingin mendalami,” imbuhnya.

Dia berkali-kali mengucapkan minta maaf kepada pak Musonnif apabila nanti mengecewakannya dan dia berkata pada dirinya sendiri bahwa menjadikan lomba ini sebagai pengalaman. “Yang penting kamu berusaha dan juga ada ikhtiar untuk melakukannya, karena saya lebih menghargai orang yang mau berusaha,” tutur Ahmad Musonnif waktu itu.

Selama dua puluh hari ia berkutat dengan esainya di samping mengikuti perkuliahan semester II dan kegiatan organisasi dan pondok. Sedikit demi sedikit ia merevisi dan mencari referensi esai.

Kemudian tepat tanggal 20 Februari pukul 23.45 dia mengirimkan essaynya ke panitia lomba. Akhirnya jerih payahnya terbayarkan.Tanggal 7 Maret, pada waktu perkuliahan Muthoharoh dipanggil pak Musonnif tanpa mengerti perihal apa pun. Tiba-tiba saat dia ke kantor menemui dosen pembimbingnya dia diberi selamat dan dikasih tahu bahwa dia juara satu dalam lomba tersebut.

Menurut Muthoharoh, kabar itu sungguh sangat di luar dugaannya. Ia benar-benar tidak percaya. Mendapat juara saja dia tak pernah membayangkannya, apalagi juara satu. Menurut dia karyanya tidak ada yang istimewa.

 “Sungguh ini diluar dugaan saya, karena bagi saya, tulisan saya tidak ada istimewanya sama sekali dibandingkan tulisan kakak kelas yang mengangkat judul  yang bagus-bagus. Saya pun masih bingung dimana letak bagusnya tulisan saya,” jelas mahasiswi asal Mranggen Demak. 

 “Menang lomba ini memang diluar dugaan saya, tapi saya yakin bahwa ini merupakan Fadhol dari Allah, juga atas arahan dan bimbingan dari bapak Musonnif. Saya jadi ingat tentang salah satu impian saya bahwa selama saya kuliah di STAI Al-Anwar saya harus pernah mencoba lomba kepenulisan. Dan saya benar-benar tidak menyangka bisa terpenuhi di semester dua ini. Semua memang atas do’a, usaha, lakukan semua dengan senang hati, perbanyak pengalaman dan semoga ini sebagai awal langkah saya untuk lebih bersemangat dan belajar lagi,” pungkasnya.