Sarang – Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) STAI Al-Anwar gelar workshop penelitian mahasiswa selama tiga hari (jum’at – minggu, 29 – 31 Oktober, acara berlangsung di lab IQT dan dikuti oleh 15 kelompok dengan 37 peserta terpilih melalui seleksi tahap awal. Acara dimoderatori dan sekaligus dibuka oleh Ketua Divisi Penelitian P3M STAI Al-Anwar, Abdul Najib, M. Ag. Minggu, (31/10).
“Alhamdulillah, jumlah partisipan dalam penelitian ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya” jelas Ketua P3M STAI Al-Anwar pada penyampaian materi sesi I, jum’at (29/10), Muhammad Asif, ketika membuka sesi. Dalam pengantarnya ia menyampaikan bahwa penelitian adalah dunia yang menantang, namun terkadang keras sehingga membutuhkan kerja keras, ketekunan dan konsistensi. Menurutnya kunci utama untuk menjadi peneliti adalah ketekunan dan konsistensi setelah seorang memiliki passion. Ia juga berharap forum ini kelak bisa melahirkan peneliti atau intelektual yang handal dari kalangan mahasiswa STAI Al-Anwar.
Acara dibagi menjadi empat sesi: sesi pertama tentang bagaimana membuat topik penelitian dan merumuskannya menjadi judul menarik serta bagaimana menulis latar belakang penelitian; sesi kedua membahas tentang metode penelitian; sesi ketiga membahas tentang kajian teori dan literature review dan sesi terakhir menyosal tentang output dan out come penelitian. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan membangun iklim penelitian di kalangan mahasiswa, hal ini sesuai dengan visi misi STAI Al-Anwar. Ketua Divisi Penelitian P3M mengajak mahasiswa untuk mewujudkannya melalui hibah penelitian ini.
Kata Fitri Febriyanti, S.S, M.A, sekretaris P3M. “Jadi, mahasiswa tidak hanya pintar berargumen saja, tetapi juga berdasar data.” Ujarnya, selepas acara dalam wawancara yang kami temui.
Setelah workshop, seluruh peserta diminta untuk membuat proposal penelitian. Dari proposal tersebut akan diseleksi dan dipilih 10 kelompok untuk melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu pembuatan laporan penelitian.
Fitri Febrianti juga berpesan bagi peserta yang nantinya tidak diterima (tidak lolos) supaya tetap belajar dalam bidangpenelitian. Meskipun jumlah yang diterima terbatas, akan tetapi beliau berharap manfaatnya akan menyebar kepada yang lain.
“Dengan membangun iklim, itu dimulai dari hal-hal kecil, jadi yang lain/mahasiswa lain akan ikut. Suatu saat mereka akan terlibat dan akan mendapat manfaat dari apa yang sudah kita lakukan (red: penelitian)” tambahnya.
Di akhir sesi penutupan, salah satu peserta workshop, Zakiyatun Nisa, mengungkapkan bahwa acara ini sangat bermanfaat sekali. Ia meminta bagi peserta yang nantinya tidak lolos tetap diberikan apresiasi dan semangat serta diberi wadah oleh P3M untuk tetap mengembangkan ide-idenya. (Mt)
