Sarang, Narasi Garda Pena– Pandemi mengubah struktur kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan STAI Al-Anwar. Berbagai kegiatan UKM, mulai dari awal tahun ajaran baru belum terlaksana. Forum Sabtuan dan Ahadan awali kegiatan UKM.
Kedua forum ini berbentuk komunitas yang diampu masing-masing dosen. Forum Sabtuan diampu Waket I Najib Bukhori, adapun Forum Ahadan diampu Ali Ja’far.
“Untuk awal tahun ajaran baru, ini merupakan awal pertemuan. Di masa pandemi ini sebelumnya sudah ada grup discord untuk membahas,” jelas Ketua Forum Sabtuan An’im Falahuddin.
Dengan memakai masker, peserta Forum Sabtuan maupun Ahadan sama-sama antusias mengikuti kajian. “Setelah forum selesai, hasil musyawarah dikaji secara ketat oleh Tim Kaji Ulang. Setelah klir, hasil dipublikasikan di media pondok berupa kertas yang ditempel di mading atau semacamnya,” lanjutnya.
Forum Sabtuan, menurut An’im merupakan kegiatan yang sudah dilaksanakan di tahun-tahun awal kampus berdiri. Tercatat karya angkatan pertama terangkum di dalam buku Majma’al Bahrayn. “Untuk angkatan kedua diskusinya sudah, tetapi bukunya belum,” ungkapnya.
Dalam pertemuan perdana (26/9) Forum Sabtuan melanjutkan kajian Tafsir Ayāt al-Ahkām karya Abil Fadhol Senori. Pembahasan sampai pada bab 10 dan 11. “Terkait kalimat Wusṭā dalam Ṣalāt al-Wusṭā bisa jadi bukan majaz tetapi musytarak,” jelas Waket I di salah satu pembahasan.
Yang menarik, ungkap An’im, ada redaksi yang berbeda di dalam Tafsir Karya Abul Fadhol dengan redaksi lain. Secara tidak langsung kegiatan pencocokan yang biasa dilakukan filolog, juga dilakukan di forum ini. “Ada lafad Mutawaṣṣiṭ yang berbeda ketika dicek di Tafsir Baiḍawī,” lanjut mahasiswa asal Pekalongan.
Secara terpisah, Forum Ahadan juga membahas hal yang tak kalah seru. Pertemuan perdana (20/9) membahas Fiqh Aqliyyāt (Fiqh Minoritas) yang diisi Faqih Abdul Aziz. “Secara teknis menurut saya Forum Ahadan merupakan forum diskusi terbaik. Orang-orang yang hadir ke sana murni atas dasar kemauan mereka sendiri. Makanya mereka selalu antusias dan aktif menumbangkan opini. Karena mereka datang kesana tujuannya memang ingin berdiskusi. Tak perlu banyak, sedikit tapi berkualitas,” komentar Guru Muhadarah Wail Mukhlis dalam akun media sosialnya.
Forum Ahadan sendiri berdiri murni dari keinginan mahasiswa yang ingin berdiskusi dengan tema-tema umum seperti Postmodernisme Islam, Yahudisme, Bedah Penelitaian Faktor Penyebab Integrasi Umat Islam Studi Kasus Umat Isalm dan Kristemn di Kecamatan Kragan. “Forum ini dimulai tanggal 10 Nopember 2019. Membahas persoalan umum,” jelas Ketua Forum Ahadan Imam Syafi’i. (*)
