
AL-KUTUB AL-MU’TABARAH DI LINGKUNGAN NU DAN IMPLEMENTASINYA DI LAPANGAN
Pendahuluan Adalah hal yang wajar jika setiap komunitas ilmiah memiliki standar referensi: referensi mana yang layak dipakai dan referensi mana yang tidak layak dipakai. Dalam kajian hadis misalnya, Syiah menetapkan kitab klasik sebagi referensi otorotatif, yaitu: al-Kāfī karya al-Kulaynī, Man Lā Yaḥḍuruhu al-Faqīh karya al-Qummī, al-Tahdhīb dan al-Istibṣār keduanya karya al-Tūsī. Sementara di kalangan Ahlussunnah dikenal al-kutub al-sittah atau al-tis’ah sebagai rujukan otoritatif di bidang hadis. Di kalangan Wahabi karya klasik Abu Hamid al-Ghazali, al-Rāzī dan Tāj al-Dīn al-Subkī masuk dalam daftar kitab terlarang. Demikian pula karya kontemporer Abduh dan...

Perjalanan Sejarah Politik NU Sejak Berdiri Hingga Keputusan Kembali ke Khittah
Perjuangan politik umat Islam di Indonesia dalam setiap fase sejarahnya jarang terformat dalam proses tawar menawar yang seimbang dengan pemerntah. Pasang surut perjuangan umat Islam baik secara independen maupun melalui organisasi kemasyarakatan (ormas) memperlihatkan grafik mendatar dan hanya sesekali naik untuk kemudian menurun kembali. Dalam setiap babak perjuangannya hampir dapat dipastikan akan berkahir dengan terpinggirkannya peran politik umat Islam dalam negara. Sementara itu kedudukan umat Islam yang menempati posisi mayoritas tak dapat diabaikan begitu saja. Kepentingan umat Islam bagaimanapun juga harus terakomodasi secara reresentatif sejauh tidak berbenturan dengan prinsip-prinsip kepentingan...

Problematika Asbab al-Nuzul
Memahami al-Qur’an tidak cukup hanya dengan mengandalkan penguasaan bahasa Arab, apalagi hanya dengan bekal terjemah. Dibutuhkan banyak piranti untuk dapat memahami al-Qur’an dengan benar agar tidak terjatuh dalam penafsiran yang arbriter. Salah satu piranti yang dibutuhkan dalam memahami al-Qur’an adalah asbāb al-nuzūl. Ibnu Daqīq al-‘Īd berkata, “Penjelasan sabab Nuzūl adalah jalan yang kuat untuk memahami al-Qur’an”[1]. Sementara al-Wāhidī menjelaskan, “tidak mungkin mengetahui penafsiran suatu ayat tanpa mengacu pada kisah ayat tersebut dan penjelasan turunnya.”[2]. Sedangkan Ibnu Taimiyah berpandangan, “mengetahui sabab Nuzuūl dapat membantu memahami al-Qur’an. Sebab, mengetahui ‘sebab’ dapat melahirkan...

Puasa dalam Perspektif Hikmah
Imam Ghozali, seorang ulama ahli dalam bidang fiqh, filsafat dan tasawuf yang pernah dimiliki oleh dunia Islam, dalam bukunya Ihya Ulumuddin menulis bahwa ada tiga klasifikasi dalam puasa, yaitu puasa umum, puasa khusus dan puasa di atas khusus. Puasa umum adalah tingkatan puasa yang paling rendah derajatnya, yaitu sekadar menahan diri dari makan, minum, jima’ (bersetubuh) dan perkara yang membatalkan puasa semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Puasa khusus, di samping menahan hal di atas, juga memelihara seluruh anggota badan dari perbuatan maksiat dan tercela. Sedangkan puasa di atas khusus...

UMAT ISLAM DI TENGAH PUSARAN ARUS GLOBALISASI
Pendahuluan Manusia saat ini masuk dalam dunia transformasi,yang mempengaruhi hampir setiap aspek dari apa yang mereka lakukan. Entah baik atau buruk, manusia di dorong masuk ke dalam tatanan global yang tidak dipahami sepenuhnya oleh siapa pun, tetapi yang dampaknya dapat dirasakan oleh semua umat manusia.[1] Globalisasi barangkali bukanlah kata yang baru untuk diperbincangkan saat ini. Namun demikian, tidak seorang pun yang ingin memahami prospek kehidupan manusia di abad ini yang dapat mengabaikannya. Tidak ada satu pun negara yang tidak membicarakan isu globalisasi secara intensif. Di Prancis, kata itu disebut dengan...

Selayang Pandang Mengenai Enam Kitab Hadits Induk (al-Kutub as-Sittah) dan Para Penghimpunnya
1] Imam al-Bukhari (194 – 256 H) Imam Bukhari sering disebut sebagai amir al-mukminin atau penghulunya Umat Islam dalam perkara hadis. Bahkan, di kalangan para ahli hadis sendiri, beliau didaku sebagai imam atau pemimpin para ahli hadis dan maha guru dari segenap penghapal hadis di masanya. Imam Bukhari mempunyai nama lengkap, Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju’fiy. Beliau dilahirkan apada hari Jum’at pada tanggal 13, bulan Syawwal, tahun 194 H, di Bukhara. Nama al-Ju’fiy merupakan sebutan nasab perwalian kakek buyutnya ketika masuk Islam di...

PENTINGNYA PERAN PESANTREN DALAM MENJINAKKAN RADIKALISME KAUM MUDA
Abstract The issue of “The Radicalism of Youth Generation” later transformed as an interesting topic to be discussed, along with the epidemic of young people who was becoming the victims of radicalism. This phenomenon was caused by the weakness of character, as well as a shallow understanding of religion and textual. This study attempted to look carefully what the fundamental issues, and why the young people were more easily radicalized. Furthermore, considers pesantren (boarding schools) as an appopriate place in dealing youth radicalism, because pesantren in its applied education has...

PENTINGNYA PENDIDIKAN DINIYAH DALAM MENCETAK GENERASI YANG BERAKHLAK KARIMAH
“ada dua jenis pendidikan di Indonesia yaitu pendidikan formal dan non formal. pendidikan formal disini adalah sekolah dan non formal adalah pendidikan keagamaan (madrasah diniyah). Madrasah Diniyah merupakan sebuah sekolahan non-formal yang berada dalam naungan atap kementrian agama yang mana sudah cukup lama dikenal sebagai institusi pendidikan keagamaan yang sangat unik dan khas Indonesia. Telah puluhan tahun lahir, tetapi ia masih eksis sampai hari ini, meski tanpa dukungan financial langsung dari negara/pemerintah sekalipun. dua jenis pendidikan ini saling melengkapi satu sama lain. akan tetapi, pendidikan non formal kurang mendapat perhatian...