Arina Ma Yanfa’una; Mahasiswi Bidik Misi Berprestasi dari Kragan “Intinya jangan meninggalkan do’a”

Arina Ma Yanfa’una, mahasiswi STAI Al-Anwar semester II dengan Prodi PGMI yang telah berhasil meraih juara dua pada lomba debat ilmiah dalam SEMAR 6; Semarak Milad STAI Al-Anwar VI (30/3). Debat antar mahasiswa ini diikuti oleh perwakilan mahasiswa setiap angkatan prodi. Mbak Maya, begitu sapaannya, adalah puteri tunggal dari pasangan Bapak Ahmad dan Ibu Asih Nur Laila. Berasal dari Desa Karanganyar Kecamatan Kragan, Rembang. Lahir pada tanggal 17 April 1997. “Pemilu besok ultah” katanya saat itu.

Tahun 2012 adalah awal masuk Mbak Maya ke MA Al-Anwar, dan masih dalam keadaan mbajak, hanya mengikuti pendidikan di kelas tetapi tidak menetap di pondok. 2 tahun setelahnya bertepatan ketika ia duduk di kelas III MA, ia baru mulai mukim di pondok. Kemudian setelah lulus dari MAWAR, ia memiliki dua keinginan; melanjutkan ke Ponpes Al-Anwar Karangmangu, atau ke perguruan tinggi dengan mengambil jurusan sesuai dengan jurusan yang dia ambil ketika di MA, jurusan IPA.

Namun, semua rencana tersebut harus tertahan karena ternyata semua itu bukan rencana yang tepat untuk dirinya. Pasalnya pasca lulus dari MAWAR ia tidak diperkenankan untuk boyong terlebih dahulu. Dia diminta untuk mengabdi setidaknya dalam waktu satu tahun. Satu tahun dijalani ternyata ia masih dibutuhkan disana. “Mondok itu paling tidak ya, 4 tahun”, kata salah satu gurunya.

Awal pengabdian ia diminta untuk membantu menjaga kantin. “Sebenarnya saya itu orangnya gengsi-an. Tapi dari situ saya yakin bahwa inilah cara Allah mengingatkan bagaimana cara saya menghilangkan gengsi tersebut, karena gengsi merupakan salah satu sikap sombong” ungkap Mbak Maya.

Tahun berikutnya Ia terpilih sebagai ketua pondok. Saat itu, keinginannya untuk melanjutkan belajar ke Muhadhoroh PP Al-Anwar Karangmangu masih sangat kuat. Pilihan lainnya dari keluarga yang menginginkan jika kuliah, maka melanjutkan ke perguruan tinggi yang berbasis umum. Sekali lagi keinginan tersebut belum terkabulkan.Pasalnya saat itu ayah Mbak Maya datang ke Syaikhina Maimun Zubair untuk sowan. Dari sana Syaikhina menyarankan agar ia tetap di Sarang dan melanjutkan belajar di STAI Al Anwar. Dengan hal ini ia melanjutkan pendidikannya ke STAI Al-Anwar, mengambil jurusan Tarbiyah, pada tahun 2018.

Terkait bidik misi, bukan mutlak keinginannya. Justru tawaran datang dari kampus kepadanya. “Kamu lulus sensor.” kata penguji seleksi awal masuk kala itu. Akhirnya, setelah berjalan setengah semester ada sekitar 40 mahasiswa yang mendapatkan undangan untuk mengikuti tes bidikmisi tersebut.

Pada tahap ini, Bapak Abdullah Mubarok, atau biasa disapa Gus Barok, sebagai penguji menanyakan beberapa hal terkait prestasi dan orang tua. Mba Maya menyodorkan nila-nilai rapot. Ia selalu menjadi juara pertama ketika MA. Lebih dari itu, bisa dikatakan selalu mendapat ranking pertama di seluruh pendidikannya, mulai dari MI, SMP Negeri 1 Kragan, hingga MA Al Anwar. Selain itu, ia juga pernah mengikuti lomba khitobah se-Jawa Tengah dan mendapatkan juara pertama.

Mbak Maya sangat berterima kasih dengan adanya beasiswa bidik misi ini, karena sangat meringankan beban orang tua. Hal ini juga menjadi tantangan dan dorongan karena harus benar-benar meningkatkan kualitas belajarnya. Perlu diketahui, syarat dari beasiswa ini adalah IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) tidak boleh kurang dari 3,0 dari nilai tertinggi 4,0.

Mbak Maya mengatakan bahwa semua prestasi yang ia dapatkan adalah suatu keajaiban dari do’a, terutama do’a Ibu. Ia sangat yakin akan hal ini. Bahkan ia sampai mengatakan, “Lebih baik saya berdo’a tanpa usaha yang baik, daripada benar-benar berusaha namun meninggalkan do’a”. Katanya sambil tersenyum. Ia juga berpesan untuk selalu ber-husnuzan kepada Allah. Apa yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Allah. Intinya jangan sampai meninggalkan do’a, lanjutnya. (za/*)